Home / RAGAM / SENI DAN BUDAYA / Dekranasda Ngawi Kukuhkan Pengurus Baru, Dorong Kriya Kalijaga Tembus Pasar Ekspor

Dekranasda Ngawi Kukuhkan Pengurus Baru, Dorong Kriya Kalijaga Tembus Pasar Ekspor

Ketua Dekranasda Ngawi Ana Mursyida Ony Anwar menyematkan pin kepada pengurus baru Dekranasda periode 2025–2029 saat prosesi pengukuhan di Desa Ngubalan, Kecamatan Pitu. (Dok.JurnalMediaNusa)

Ngawi (JurnalMediaNusa) – Pemerintah Kabupaten Ngawi terus memperkuat sektor ekonomi kreatif sebagai motor penggerak ekonomi daerah. Melalui sentra Kriya Kalijaga (Kayu Limbah Jadi Berharga) di Desa Wisata Industri Ngubalan, potensi ekspor produk kriya berbahan kayu jati kembali disorot sebagai karya bernilai seni tinggi sekaligus ramah lingkungan.

Ketua Dekranasda Ngawi Ana Mursyida Ony Anwar resmi mengukuhkan pengurus Dekranasda periode 2025–2029 di Desa Ngubalan, Kecamatan Pitu, Selasa (28/10/2025). Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, yang juga menjadi narasumber dalam talkshow dan business matching factory visit bersama Kepala DPPTK Ngawi Kusumawati Nilam, perwakilan Disperindag Jawa Timur, serta Surabaya Creative Expo.

Bupati Ony menegaskan bahwa pengukuhan pengurus baru Dekranasda bukan sekadar seremoni, melainkan langkah strategis memperkuat potensi ekonomi kreatif lokal melalui kriya Kalijaga dan desa wisata.

Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono dan Ketua Dekranasda Ana Mursyida Ony Anwar berfoto bersama pengurus Dekranasda Kabupaten Ngawi periode 2025–2029. (Dok.JurnalMediaNusa)

“Kita ingin para pengrajin Ngawi naik kelas dengan menghasilkan produk kriya bernilai estetika tinggi dan berdaya saing ekspor,” ujarnya.

Ony menambahkan, visi pembangunan Semesta Berencana menempatkan sektor ekonomi kreatif sebagai bagian penting dari peradaban Ngawi. Produk-produk lokal seperti batik Wahyu Ngawiyat dan kriya Kalijaga menjadi simbol bahwa Ngawi bukan hanya kabupaten agraris, tetapi juga daerah yang kreatif dan berbudaya.

“Ngawi sebagai City of Farming tidak hanya berbicara soal pertanian, tetapi juga pemberdayaan potensi turunannya. Limbah kayu jati bisa disulap menjadi karya seni bernilai ekspor,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan pemanfaatan teknologi agar pelaku kriya mampu menghasilkan produk berkualitas, bersertifikasi, dan berorientasi ekspor.

Meski begitu, Ony mengakui masih ada tantangan yang perlu dihadapi pengrajin, mulai dari penurunan permintaan ekspor global, keterbatasan bahan kayu oven berkualitas, hingga ketatnya persaingan produk dari Tiongkok. Karena itu, Dekranasda diharapkan menjadi garda terdepan dalam memberdayakan pengrajin lokal agar mampu bertahan dan terus berkembang di pasar global.(Bas)

Like and Share
Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *