Seorang petugas medis memeriksa kesehatan siswa dalam Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di salah satu sekolah di Ngawi. (Dok.JurnalMediaNusa)
Ngawi (JurnalMediaNusa) – Pemerintah resmi menggulirkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai bagian dari inisiatif nasional Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC). Program ini menyasar 98.097 siswa dari 847 sekolah, termasuk santri dan siswa berkebutuhan khusus. Fokus pemeriksaan meliputi deteksi dini masalah gizi, penyakit menular maupun tidak menular, kesehatan jiwa, serta perilaku berisiko.
Tim medis dari Puskesmas memeriksa status gizi, kesehatan mata, gigi, mental, hingga skrining anemia. Pemerintah juga menyiapkan alat kesehatan, mengoordinasikan lintas sektor, dan menyosialisasikan program ini ke sekolah-sekolah.
Kepala Bidang Yankes UKM dan UKP Dinas Kesehatan Ngawi, Retno Dewi Sulistiorini, menyebut program CKG sudah berjalan sejak Juli. Data yang masuk ke aplikasi Analisis Sehat Indonesiaku (ASIK) menunjukkan 610 siswa SD (usia 7–12 tahun), 70 siswa SMP (usia 13–15 tahun), dan 449 siswa SMA (usia 16–18 tahun) sudah terdaftar. Dari jumlah tersebut, tim medis baru melayani 467 siswa SD dan 433 siswa SMA, sementara data lain masih dalam proses entri.
“Program CKG sudah dimulai sejak Juli. Namun sebagian data belum terentri ke aplikasi ASIK,” ujar Retno.
Hasil pemeriksaan menunjukkan 64 persen peserta dalam kondisi normal. Sementara itu, 12 persen terdeteksi pra-hipertensi dan 22 persen mengalami hipertensi. Retno menjelaskan, data di aplikasi masih berupa analisis gabungan dari seluruh kelompok usia, sehingga belum bisa dipisahkan antara CKG sekolah dan CKG umum.
“Data yang ada di aplikasi masih total semua usia, belum bisa dibedakan antara hasil CKG sekolah dengan CKG umum,” tambahnya.
Melalui program ini, pemerintah berharap dapat membentuk generasi muda yang sehat, tangguh, dan terbebas dari risiko penyakit kronis sejak dini. (Er)