Penampilan band For Revenge menjadi puncak kemeriahan Festival Kopi Ngawi 2025 dan berhasil memukau ribuan penonton di Alun-alun Merdeka. (Dok.JurnalMediaNusa)
Ngawi (JurnalMediaNusa) – Festival Kopi Ngawi 2025 sukses mengguncang Alun-alun Merdeka pada Sabtu-Minggu, 6-7 September 2025. Komunitas pecinta kopi Ngawi menginisiasi acara ini secara mandiri tanpa dukungan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Ngawi.
Event organizer (EO) lokal, Matapanah dan Titikterang, berkolaborasi dengan pelaku industri kreatif Ngawi untuk menghadirkan festival penuh energi. Minim dukungan dana pemerintah tidak menyurutkan semangat para penggerak kopi. Sebaliknya, festival berjalan lancar dan meriah, menegaskan solidaritas serta daya juang komunitas kopi Ngawi.
Puluhan kedai kopi lokal maupun luar daerah mengisi stand-stand festival. Panitia juga menyajikan bazar kopi, pertunjukan musik, workshop kopi, manual brew battle, community nyore, hingga fun games yang membuat suasana semakin hidup.

Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, memberikan apresiasi tinggi terhadap gelaran Festival Kopi (Feskop) tahun ini. Ia menilai Feskop bukan sekadar ajang promosi kopi, melainkan wadah untuk memperkuat ekonomi kreatif dan mengasah keterampilan barista muda.
“Saya melihat antusiasme masyarakat, terutama pelaku ekonomi kreatif dan barista muda, semakin tinggi. Feskop menjadi sarana efektif untuk mengembangkan potensi lokal, khususnya di sektor perkopian,” ujar Bupati Ony.
Sorotan utama festival muncul dalam Battle Manual Brew yang mempertemukan 20 peserta terbaik dari berbagai kota. Para barista menampilkan kreativitasnya meracik kopi dengan biji lokal khas Ngawi, Excelsa Kopi Nangka, yang terkenal beraroma unik dan bercita rasa khas.

Kompetisi sengit ini melahirkan Muhammad Syafiq dari Handayani Coffee sebagai Juara 1 berkat racikan terbaiknya. Caca dari Migunani Coffee menyabet Juara 2 dengan performa impresif, sedangkan Zein, juga dari Handayani Coffee, melengkapi podium dengan Juara 3.
Kemenangan mereka tidak hanya menjadi prestasi pribadi, tetapi juga membuktikan bahwa barista Ngawi mampu bersaing di level yang lebih luas.
Puncak festival berlangsung Minggu (7/9/2025) malam. Ribuan penonton memadati area untuk menyaksikan penampilan band For Revenge yang sedang naik daun. Aksi panggung mereka menjadi magnet utama dan menutup festival dengan kemeriahan luar biasa.
Keberhasilan Feskop 2025 membuktikan bahwa kreativitas, kolaborasi, dan kemandirian bisa melahirkan kegiatan besar tanpa bergantung pada APBD. Semangat ini diharapkan menginspirasi komunitas lain di Ngawi untuk menggerakkan kegiatan positif yang berdampak luas bagi daerah. (Saa)