Gambar ilustrasi pengidap HIV/AIDS. (Dik.JurnalMediaNusa)
Ngawi (JurnalMediaNusa) – Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi mencatat penyebaran HIV/AIDS di wilayahnya masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Hingga pertengahan tahun 2025, tepatnya selama periode Januari hingga Juni, ditemukan 52 kasus baru HIV.
“Dari jumlah tersebut, sekitar 98 persen tertular melalui hubungan seksual, dan sisanya akibat penggunaan narkoba suntik,” ujar Pengelola Program HIV/AIDS dan IMS Dinas Kesehatan Ngawi, Ahmad Hari Sunarto, Senin (21/7).
Kasus baru tersebut dilaporkan oleh 20 fasilitas layanan kesehatan yang tersebar di berbagai wilayah. Ahmad menjelaskan bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 400 pasien HIV aktif yang menjalani pengobatan di Ngawi. Layanan perawatan disediakan di 13 Puskesmas dan dua Rumah Sakit rujukan.
Dinkes terus menggiatkan upaya pencegahan, termasuk melalui sosialisasi dan pemeriksaan rutin bagi kelompok berisiko, ibu hamil, serta calon pengantin. Langkah tersebut juga sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Ngawi Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS.
Meski belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV, terapi antiretroviral (ARV) yang diberikan mampu menekan perkembangan virus agar tidak merusak sistem kekebalan tubuh.
Ahmad menambahkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap HIV/AIDS kian meningkat, sementara stigma dan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menunjukkan penurunan signifikan.
“Masyarakat kini jauh lebih memahami tentang HIV. Stigma dan diskriminasi sudah sangat menurun sehingga tidak menimbulkan konflik sosial,” pungkasnya.
Dinkes mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan memahami bahwa HIV dapat menular melalui hubungan seksual, dari ibu ke anak saat kehamilan, transfusi darah, serta penggunaan jarum suntik bersama.(Er)
