Bupati dan Wabub Ngawi hadiri dalam kegiatan Bakti Solsial di Sumber Air Nogo dalam rangka peringati Bulan Bung Karno, Minggu (15/6). (Dok.JurnalMediaNusa)
Ngawi (JurnalMediaNusa) – Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Pemerintah Kabupaten Ngawi menggelar kegiatan penghijauan dan bakti sosial yang dipusatkan di kawasan Sumber Air Nogo, Desa Ngrayudan, Kecamatan Kendal, pada Minggu (15/6/2025).
Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen Pemkab Ngawi dalam mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan dengan pelestarian lingkungan hidup. Hal ini selaras dengan visi “Semesta Berencana” yang selama ini digaungkan oleh pemerintah daerah.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono dalam sambutannya menegaskan bahwa visi tersebut terinspirasi langsung dari gagasan Proklamator RI, Bung Karno. “Semesta Berencana adalah perencanaan yang berkelanjutan dan menyeluruh demi mewujudkan Indonesia Raya. Ini juga harus diterapkan di daerah, agar tidak ada satu bidang pun yang tertinggal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Ony menyampaikan kebanggaannya atas capaian Kabupaten Ngawi sebagai daerah dengan produktivitas padi tertinggi nasional dalam tiga tahun terakhir. “Produksi padi kita rata-rata bisa tiga kali panen per tahun, bahkan di beberapa wilayah bisa mencapai tujuh kali panen dalam dua tahun,” jelasnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan pertanian harus diimbangi dengan upaya pelestarian ekosistem, khususnya dalam manajemen sumber daya air. “Pemanfaatan sumur dalam saat kemarau harus diiringi dengan konservasi sumber mata air. Keberlanjutan pangan tidak boleh merusak alam,” tegasnya.
Penghijauan secara simbolis dilakukan di sekitar Sumber Air Nogo, dengan PDAM Tirtonegoro ditunjuk sebagai koordinator. “PDAM harus memastikan air tidak hanya cukup untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga untuk irigasi dan pertanian,” tambah Bupati.



Kepala Desa Ngrayudan turut menyampaikan rencana penanaman pohon yang akan difokuskan pada area strategis, termasuk revitalisasi sekat bakar peninggalan Belanda di sekitar Gunung Lawu. Sekat ini dinilai penting sebagai langkah mitigasi terhadap bencana kebakaran hutan.
Jenis tanaman yang ditanam tidak hanya berfungsi konservatif, tetapi juga bernilai ekonomis, seperti pinus, damar, ekaliptus, serta tanaman produktif seperti kopi, pala, cengkeh, aren, dan buah-buahan lokal. Penanaman ini diharapkan mampu menjaga kelestarian sumber mata air dan mencegah kebakaran hutan berulang.
Dalam peringatan Bulan Bung Karno, Bupati Ony juga mengingatkan masyarakat akan momen penting di bulan Juni. “Bulan ini istimewa karena 1 Juni adalah Hari Lahir Pancasila, 6 Juni hari kelahiran Bung Karno, dan 21 Juni hari wafat beliau. Peringatan ini bukan hanya seremonial, tapi harus jadi pemicu perubahan nyata,” ungkapnya.
Ia menutup sambutannya dengan harapan agar program-program yang telah berjalan, seperti “Subuh Bergerak” yang bertujuan menurunkan angka kemiskinan, terus dievaluasi dan ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat.