Kegiatan pendampingan orang Tua Asuh dari DP3AKB Kabupaten Ngawi ke Balita Stunting di Kecamatan Padas. (Dok.JurnalMediaNusa)
Ngawi (JurnalMediaNusa) – Pemerintah Kabupaten Ngawi terus menggencarkan upaya penurunan angka stunting sebagai salah satu prioritas pembangunan daerah. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Ngawi, Nugrahaningrum, menyebut penanganan stunting merupakan misi besar yang sejalan dengan visi Bupati.
“Stunting adalah misi besar Pak Bupati. Alhamdulillah, kita sudah menunjukkan hasil. Tahun 2023 angka stunting di Ngawi mencapai 14 persen, dan pada 2024 turun menjadi 11,4 persen,” ujarnya, Selasa (16/7/2025).
Menurutnya, penurunan ini bukan sekadar angka, tetapi mencerminkan perubahan arah kebijakan yang kini lebih fokus pada aspek pencegahan dibanding penanganan.
“Kita tidak hanya menurunkan angka stunting, tetapi juga berupaya menuju zero new stunting atau tidak munculnya kasus baru,” tegas Nugrahaningrum.
Strategi pencegahan dilakukan sejak hulu, dimulai dari remaja dan calon pengantin. Edukasi serta pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia menjadi langkah awal penting. Selain itu, DP3AKB menekankan pentingnya menjaga lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil minimal 23,5 cm guna mencegah kekurangan energi kronis (KEK) yang dapat memicu stunting.
Upaya ini melibatkan kolaborasi lintas sektor. DP3AKB menggandeng Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari kader PKK, kader KB, dan bidan desa.
“TPK menjadi ujung tombak pendampingan dan edukasi keluarga di lapangan. Tiga unsur ini memiliki peran strategis sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing,” jelasnya.
Dengan pendekatan menyeluruh dan kerja sama lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Ngawi optimistis dapat mewujudkan generasi sehat yang bebas stunting di masa mendatang.(Er)