Home / BERITA / EKONOMI / Ekonomi Lesu, Dunia Usaha Hadapi Tantangan Berat: Penjualan Turun hingga PHK

Ekonomi Lesu, Dunia Usaha Hadapi Tantangan Berat: Penjualan Turun hingga PHK

Iluatrasi ekonomi lesu, dunia usaha hadapi tantangan berat (Dok.JurnalMediaNusa)

Ngawi (JurnalMediaNusa) – Lesunya perekonomian Indonesia memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor bisnis. Mulai dari menurunnya daya beli konsumen hingga meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), pelaku usaha dihadapkan pada tekanan yang tidak ringan.

Seiring pendapatan masyarakat yang stagnan bahkan menurun, pengeluaran konsumen pun ikut terpangkas, terutama untuk barang-barang non-primer. Kondisi ini menyebabkan penurunan penjualan di berbagai sektor usaha.

“Penurunan daya beli sangat terasa dalam beberapa bulan terakhir. Produk-produk sekunder seperti elektronik dan fesyen mengalami penurunan permintaan yang cukup drastis,” ujar Hesti, pelaku usaha ritel di Ngawi.

Selain itu, permintaan terhadap produk dan jasa juga melemah. Sektor properti, otomotif, dan pariwisata menjadi yang paling terdampak. Banyak konsumen memilih menunda pembelian atau perjalanan karena ketidakpastian ekonomi.

Kondisi ini diperparah oleh ketatnya akses pembiayaan. Perbankan cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kredit, terutama kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Hal ini menghambat perputaran modal dan rencana ekspansi bisnis.

“Sulit sekali mencari pinjaman modal sekarang. Bank takut menanggung risiko,” kata Dwi S, pengusaha UMKM di Ngawi.

Di sisi lain, depresiasi nilai tukar rupiah akibat tekanan ekonomi global memicu kenaikan harga bahan baku impor. Biaya logistik juga meningkat karena terganggunya rantai pasok. Akibatnya, biaya operasional perusahaan melonjak.

Untuk menekan beban, tidak sedikit perusahaan terpaksa melakukan efisiensi tenaga kerja. Gelombang PHK pun tak terhindarkan, memperburuk daya beli masyarakat dan memperdalam tekanan ekonomi.

Ketidakpastian yang tinggi juga membuat banyak investor menahan diri untuk menanamkan modal baru. Investasi di sektor strategis pun cenderung melambat.

Meski demikian, para pelaku usaha didorong untuk menerapkan sejumlah strategi agar tetap bertahan di tengah perlambatan ekonomi. Langkah-langkah seperti diversifikasi produk dan pasar, efisiensi operasional, serta digitalisasi dinilai penting untuk meningkatkan daya saing.

Selain itu, fokus pada kebutuhan dasar konsumen serta penguatan manajemen risiko dan cadangan kas dinilai sebagai strategi jangka panjang yang penting untuk menghadapi ketidakpastian.

Pemerintah dan otoritas terkait pun diharapkan memberikan dukungan kebijakan, terutama bagi sektor UMKM, agar bisa tetap bertahan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.(Bas)

Like and Share
Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *