Sutini salah satu pedagang beras di Pasar Besar Ngawi, Selasa (11/6/2025). (Dok.JurnalMediaNusa)
Ngawi (JurnalMediaNusa) – Harga beras kualitas medium di Pasar Besar Ngawi terus mengalami lonjakan signifikan. Selama tiga bulan terakhir, pasokan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Pemerintah tidak tersedia di pasaran, memicu kekhawatiran pedagang dan masyarakat.
Harga beras medium saat ini menembus Rp14.000 per kilogram, naik Rp1.000 dibandingkan dua bulan lalu. Kenaikan ini disebut sebagai imbas dari naiknya harga gabah di tingkat petani.
“Naiknya sudah sebulan lebih. Dari Rp13 ribu jadi Rp14 ribu. Gabah katanya naik, ya beras ikut naik,” ujar Sutini, salah satu pedagang beras di Pasar Besar Ngawi, Selasa (11/6/2025).
Menurut Sutini, tidak tersedianya beras SPHP membuat pedagang kesulitan memenuhi permintaan konsumen akan beras dengan harga terjangkau. Hal ini berdampak pada menurunnya volume penjualan, karena konsumen cenderung menahan pembelian.
Senada dengan itu, Winarsih, pedagang lainnya, mengaku stok SPHP sudah tidak tersedia sejak tiga bulan terakhir tanpa ada informasi pasti mengenai pengganti atau kapan pasokan akan kembali tersedia.
“Beras SPHP kosong sudah tiga bulan. Penjualan beras berkurang. Beras Menthik Wangi sekarang ada yang Rp17 ribu, ada juga yang Rp16 ribu,” jelasnya.
Selain beras medium, harga beras premium seperti Menthik Wangi juga ikut naik, dari sebelumnya Rp16.000 menjadi Rp17.000 per kilogram. Kenaikan ini semakin mempersempit pilihan masyarakat, terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah, dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya kehadiran beras SPHP sebagai penyeimbang harga di pasar. Pedagang berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengembalikan distribusi beras SPHP demi menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan di wilayah Ngawi.(Er)