Oleh : Redaksi JurnalMediaNusa
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mempertemukan kita kembali dengan Hari Raya Idul Adha, hari yang penuh makna dan pelajaran kehidupan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kita semua sebagai umatnya hingga akhir zaman.
Saudara-saudariku yang dirahmati Allah,
Idul Adha bukan sekadar hari besar Islam. Ia adalah pengingat tentang ketulusan, keikhlasan, dan pengorbanan. Hari ini kita mengenang kisah luar biasa dari Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS. Bagaimana seorang ayah rela mengorbankan putranya, dan seorang anak yang rela dikorbankan—semua karena perintah Allah. Kisah ini bukan dongeng, tetapi potret sejati tentang ketaatan tanpa syarat.
Namun mari kita bertanya pada diri kita masing-masing:
Sudahkah kita rela “mengorbankan” hal-hal yang membuat kita jauh dari Allah?
Bisa jadi bukan anak yang harus kita sembelih, tapi ego kita.
Bukan hewan yang mahal, tapi kesombongan, iri hati, dan cinta dunia yang berlebihan.
Kurban sejati adalah ketika kita mengalahkan nafsu dan mendekat pada Allah dengan hati yang tulus.
Hari ini, daging kurban dibagi-bagikan. Tapi makna yang lebih dalam adalah berbagi rasa, berbagi kasih, dan berbagi rezeki. Mari kita jadikan momentum ini untuk lebih peduli kepada yang miskin, yang lapar, yang sering tak terdengar suaranya.
Dan ingatlah firman Allah dalam surah Al-Hajj ayat 37:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya…”
Maka marilah kita jadikan Hari Raya Kurban ini bukan hanya ritual tahunan, tapi momen perubahan hati. Meningkatkan takwa, memperkuat persaudaraan, dan memperbanyak amal kebajikan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.