Tina, ibu muda asal Desa Sumbersari Kecamatan Sine Ngawi yang sukses mengembangkan peternakan kambing PE hingga dikenal secara nasional. (Dok.JurnalMediaNusa)
Ngawi (JurnalMediaNgawi) — Dari kaki Gunung Lawu, kisah inspiratif datang dari seorang ibu muda asal Desa Sumber Sari, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Tina, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW), berhasil mengembangkan peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) hingga dikenal secara nasional.
Berawal dari hobi, Tina kini mengelola Ong Chai Farm dengan populasi lebih dari 200 ekor kambing kontes berkualitas tinggi. Tak tanggung-tanggung, ia menggelontorkan investasi ratusan juta rupiah untuk mendatangkan bibit unggulan langsung dari Kaligesing, salah satu sentra kambing PE terbaik di Indonesia.
“Dulu saya dapat bibit langsung dari Kaligesing, jenis PE unggulan. Harganya lebih dari Rp100 juta untuk usia sekitar satu tahun,” ungkap Tina saat ditemui pada Kamis (20/6/2025).
Keseriusan Tina terlihat dari pola perawatan yang diterapkan. Selain pemberian pakan bergizi, kambing-kambingnya juga mendapat perawatan khusus termasuk menyisir bulu dan pengeringan menggunakan hairdryer, demi menjaga penampilan untuk kontes.
Jerih payahnya berbuah manis. Kambing milik Tina rutin menyabet gelar juara dalam berbagai kompetisi nasional. Salah satunya adalah Juara I Kelas A di kontes kambing di Jombang, serta prestasi lainnya di ajang Piala Raja.
“Pernah ikut kontes, juara di Jombang kelas A nomor satu, lalu Piala Raja bawa lima kambing, semua bawa prestasi,” ujarnya bangga.
Berkat prestasi tersebut, harga anakan kambingnya pun melambung tinggi. Anak kambing usia dua bulan dari peternakan Ong Chai Farm bisa dihargai hingga Rp20 juta. Pembelinya datang dari berbagai daerah seperti Bogor, Banjarnegara, dan Malang.
Kini, Ong Chai Farm menjadi salah satu sentra kambing PE kontes paling diminati di Jawa Timur. Kisah Tina membuktikan bahwa ketekunan, inovasi, dan kecintaan terhadap hewan bisa menjadi kunci kesuksesan di dunia peternakan.(Er)
